Cara Bisnis Rasulullah

Cara Bisnis ala Nabi Muhammmad

Cara Bisnis ala Nabi Muhammad

Dalam situasi persaingan bisnis yang semakin hari semakin memanas, tentu setiap pelaku bisnis harus setia mencari cara dan jalan keluar. Beberapa diantaranya justru mengantarkan kepada kerugian (jika tidak disertai dengan niat baik, keihlasan, menghalalkan segala cara, dll), namun sebagian lagi dapa memberikan peluang luar biasa untuk kesuksesan.
Dalam Islam, Nabi Muhamad SAW dan para Sahabat tidak hanya mengajarkan konsep bisnis yang baik, namun juga resep menjadi kaya dengan sangat jelas dan detail yang rupanya masih ampuh hingga saat ini dan bahkan telah diakui oleh pakar bisnis dunia.

Di bawah ini adalah bisnis ala Rasulullah yang bisa kita jadikan salah satu senjata memenangkan persaingan.

1. Tidak menjual barang haram (Business dengan hati) Dari ‘Amir dari Abdullah bin Nu’man bin Basyir r.a. beliau berkata:” Saya mendengar Rasulallah bersabda,” sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang subhat (samara-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap subhat berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara subhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembala hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati. (HR al-Bukhari dan Muslim -redaksi lafazh dari al-Bukhari-)
2. Tidak merusak lingkungan (Go Green) Nabi Muhammad selalu menjaga kelestarian alam dan lingkungan dalam setiap usahanya. “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya……..”  Al Hijr 19, ”Dan kami telah  menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.”
3. Menjaga nama baik (Reputation)Cara bisnis Rasulullah yang harus ditiru oleh setiap pelaku bisnis adalah menjaga nama baik, reputasi, dan track record sehingga pelanggan tetap terpelihara dengan baik. Nabi Muhammad dijuluki sebagai Orang Terpercaya (Al Amin).4. Bersaing secara sehat (Positive Competition)Rasulullah tidan pernah sedikitpun mengajarkan bahwa tujuan utama dari bisnis adalah semata-mata kuntungan. Iklim bisnis yang baik salah satu tandanya adalah persaingan yang sehat yang diantaranya ditunjukkan dengan tidak menjelekkan bisnis Orang lain, Beliau bersabda ” Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain” (HR. Muttafaq ‘alaih)Bisnis ala Nabi sesungguhnya adalah proses bersaing yang wajar dalam iklim yang sehat.5. Mengutamakan pelanggan (Service Excellence)Cara bisnis Rasulullah selanjutnya adalah selalu menjaga kepercayaan pelanggan, diantaranya adalah selalu menetapi janji. Beberapa pelanggan yang meminta barang atau memesan barang selalu ditepati janjinya oleh Rasulullah. Bisnis ala Rasulullah selalu mengedepankan tanggung jawab kepada pelanggan dan integritas yang tinggi. Barang-barang yang dipesan oleh pelanggan akan disiapkan dan dikirimkan tepat waktu oleh Rasulullah.Dalam membangun kepercayaan dalam bisnis dan muamalah, Nabi disebut memiliki tiga strategi yang diakui para akademisi
Pertama, Nabi membangun hubungan interpersonal yang amat berkesan dimanapun berada. Hal ini ditunjukan lewat sikap bersahabat dan raut muka yang selala tersenyum.Nabi juga dinilai mampu mengangkat suasana menjadi ceria dan mendorong sikap untuk saling mendukung antarsesama. Sikap ini dinilai ampuh menciptakan optimisme meskipun dalam situasi serba berkekurangan.Kedua adalah Nabi mampu menjelaskan setiap adanya perbedaan cara pandang dan menghargai perbedaan tersebut. Nabi dapat mengarahkan lawan debatnya tanpa terasa dan meyakinkan ke sasaran positif yang diinginkan (win-win solution)Ketiga, Nabi dianggap mampu menciptakan kepastian, tidak hanya berupa angan-angan normatif. Beliau memperlihatkan sikap menghargai waktu dan tidak mudah obral janji, memperlihatkan kesediaan untuk berkorban, dan tidak hanya mengedepankan kepentingan diri sendiri. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Effective Listening : 7 Hambatan dan Cara Mengatasinya

Peluang Usaha Menjanjikan di Tahun 2017

Training SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja)